Warung Penyet Bu Kris. Surabaya Pride, Always taste Great!

Posted on Updated on

Yooo Balik lagi ke artikel kuliner ryanazzuchruf. Lebih beda dari bahasan sebelumnya yang identik sama daging daging daging, kali ini kita akan bahas penyetan. Memang sudah banyak banget sih tukang ayam goreng yang sekonyong konyongnya menyebut dagangan mereka ayam penyet. Ya ga dilarang juga sih tapi kadang rasanya ga sesuai dengan apa itu penyetan yang kita bayangkan. Oke biar lebih jelasnya, ryanazzuchruf disini berasumsi bahwa penyetan bu kris adalah yang paling autentik sejauh ini di Kota Bandung, kalo merasa ada yang lebih autentik monggo sambut di kolom komentar yo. Suroboyoan nya kerasa banget rek!

IMG_20190226_170617
Surabaya Pride!

Warung bu kris terletak di Jalan Maskumambang, tepatnya belakang Hotel Horison Bandung. Parkiran ga terlalu luas namun ga ribet juga kalo kesana bawa mobil. Didalam ada banyak meja yang bisa menampung 4 orang dan bisa disatuin kalo rombongan datang cukup banyak. Namanya doang sih warung tapi vibes nya lebih ke resto sih. Bersih, ga pengap tapi masih bisa ngerokok, mantep.

IMG_20190226_170724

IMG_20190226_170741
Nyaman, disertai beberapa dekorasi unik.

Dari segi harga sebenarnya ada di mid-range, namun saat melihat porsi yang datang sebenernya tergolong affordable jadinya. Buat yang emang doyan makanan pedes dan jawa timuran, setidaknya bu kris bisa jadi solusi dan obat kangen buat yang pengen banget makan jawa timuran. Selanjutnya kita masuk ke bahasan utama dulu ok!

Pertama kali nyoba bu kris adalah ketika ada acara nikahan kerabat di Surabaya, dan di hari terakhir sebelum pulang ke Bandung, si Cinta ngajak makan di Bu Kris Jemursari, seketika itu juga jadi tergila gila sama sajian yang ada di Bu Kris. Yang lebih asiknya ternyata Bu Kris Maskumambang Bandung memiliki citarasa yang sama persis dengan Bu Kris di Surabaya. Artinya mereka ga neko neko untuk mentoleransi lidahnya orang Bandung, pokoknya tetep autentik. Sekedar informasi dulu bahwa ryanazzuchruf tidak terlalu suka sambel terasi. Lebih prefer ke sambel goang, ataupun sambel dadak ataupun sambel apapun itu yang ga pake terasi. Namun bu kris jadi eksepsi. Sambalnya sendiri bisa milih tingkat kepedasannya sesuai selera dan kemampuan hehe.

IMG_20190226_171058
Informasi Penting

Pada kunjungan kali ini memutuskan untuk pesen ayam penyet 2 porsi, bakwan penyet 2 porsi, telur goreng, dan es cao susu. Poin plus lain bu kris adalah ayamnya menggunakan ayam pejantan, bukan broiler. Sebenernya ga ada yang salah dengan ayam broiler namun ayam pejantan menawarkan tekstur yang lebih firm dibanding ayam broiler. Komposisi sambal yang dipilih yaitu pedas untuk penyetan ayamnya dan sangat pedas untuk penyetan bakwannya. Oh iya, satu lagi bakwan disini bukan sejenis bala bala yah, bakwan disini ialah baso sapi goreng yang dipenyet juga (this is you should try guys).

Pesanan datang dan langsung santapan dimulai. Setelah hampir 4 bulan lebih ga mampir kesini cukup kaget juga dengan sambelnya. Walaupun kerasa pedesnya agak kurang ga seperti waktu pertama buka di Bandung, namun hook nya masih dapet banget. Seketika terasa agak tersedak kerongkongan dan panas. Emang juara ini sambelnya. Yang jadi alasan kenapa sambel terasi disini bisa ryanazzuchruf makan karena terasi yang digunakan bukan untuk mengubah atau menambah dimensi rasa sambelnya, lebih ke hanya mengubah terkstur sambel. Hal yang patut diapresiasi buat yang doyan pedes sih.

IMG_20190226_171221
Best Match!

Ayam goreng (penyet) nya seperti biasa sangat pas! Tidak terlalu kering di goreng namun kematangannya sangat pas. Masih ada kulit ayam yang masuk kategori crispy layer dan gooey tekstur. Bumbu masak ayam disini pun sangat balance tidak overpowered. Lebih penting lagi, ketika kena sambel rasa ayamnya tidak tertutup sambel. Masih tegas ayam goreng yang ditambahi rasa pedas sambal. Citarasa balance ini yang sulit dicari di ayam penyet lain.

Bakwan penyetnya pun unik. Baso di goreng sudah bukan hal aneh. Namun yang jadi highlight nya adalah ketika baso ini disantap bersama nasi, rasanya cenderung seperti daging asap. Berlebihan? silahkan coba sendiri haha. Dan karena sambelnya bakwan penyet kali ini super pedes, intimidasi nya cukup berasa. Seketika bibir agak naik volumenya, mata berair, dan keringat mulai ngucur. Perut? yaa gimana iman kalo perut sih.

IMG_20190226_171200
Paling menarik diantara menu yang lain.

Tidak dipungkiri menyantap sajian bu kris dengan sambel super pedesnya butuh determinasi dan endurance yang tinggi. Fokus dan atur pace atau kecepatan makan kalian menghindari perut kembung dan perih karena terlalu cepat makan diiringi rasa pedes yang luar biasa. Untuk counter rasa pedesnya ini ada trik yang bisa kalian pilih. Pertama, diiringi teh tawar panas yang sebenernya sangat efektif namun nyiksa atau metode kedua yang ryanazzuchruf pilih adalah washing down with es cao. Es cao ini sebenernya es cingcao pake syrup marjan doang. Udah itu aja. Ga lebih. tapi menariknya adalah cingcao ini paling cepat menurunkan rasa pedas dan panas di perut dibandingkan minuman lain. Jadi, ini udah jadi satu paket yang solutif dan bersahabat.

Saran untuk kalian yang makan kesini dan ingin merasakan semua sajian secara bersamaan tanpa bangkrut, kalian bisa coba komposisi ini. Nasi Krawu, Ayam + Bakwan Penyet, Telur Goreng dan Es Cao. Nasi Krawu merupakan salah satu makanan khas jawa timur kalo ga salah dari gresik (cmiiw). Isinya ada paru goreng, empal suwir, srundeng kelapa. Ini jadi salah satu kombo terbaik yang bisa kalian coba kalo mampir ke Bu Kris. Satu lagi yang unik, di tempat cuci tangan bu Kris ada pasta gigi, sekali lagi yah pasta gigi. Kalian bakal tau fungsi pasta gigi di tempat cuci tangan bu kris ketika udah kesana hehee. Ya pada akhirnya ryanazzuchruf sangat berterimakasih akan Warung Bu Kris yang tetap mematok standard rasa sajian mereka tanpa menyesuaikan dengan kondisi lidah lokal. What a great Job!!! See you di artikel berikutnya guys, Have a nice Day.

IMG_20190226_170719
Such a Big Question.

IMG_20190226_171816IMG_20190226_171212IMG_20190226_171221IMG_20190226_170941IMG_20190226_173438

Gyu-Kaku Japanese BBQ. Too much Fancy but Still Lovely

Posted on Updated on

Oke bahasan kali ini mungkin agak beda dengan  biasanya yang kental akan perkambingan dan segala dinamika nya. All you can eat Gyu-Kaku Japanese BBQ. Seperti apa sensasi nya? Sebesar apa satisfaction value nya? Oke Letsgo mari kita bahas guys.

Pertama-tama mungkin ryanazzuchruf jelaskan latar belakang dulunya deh ya karena pasti ada cerita gajelas tapi menarik di tiap artikel kuliner yang dibahas. Sekitar sebulan lalu my loyal foodie partner, Qin akhirnya berhasil merampungkan studi Magister Tekniknya. Keunikan dari perjuangan Qin menjadi seorang Magister adalah sosok Ibu Rani (Dosen Co-pembimbing Qin) yang secara kebetulan adalah direksi di kantor saya dulu bekerja. Tanpa direncanakan dan memang sudah seakan jalannya akhirnya kita dipertemukan kembali. Yang lebih aneh lagi ialah, di seremoni kelulusan Qin kali ini Bu Rani mencetuskan untuk makan makan, dan beliau yang bayarin. Yang lebih gila nya lagi adalah kita kita ini minta nya di Gyu-Kaku. Sungguh Mahasiswa gila yang bernasib mujur.

13.30 sudah book tempat dan duduk didalam. Oh iya, lokasi Gyu-Kaku Dago ini tepatnya ada di persimpangan Cikapayang tepat dibawah flyover Pasupati, google maps pasti mengarahkan kalian dengan tepat kemari kok. Ambiance Gyu-Kaku ini memang terasa mewah, fancy dan agak kurang brutal untuk konsep all you can eat. Anyway sorry ga ada foto interiornya yah karena dipikiran kita udah makan makan makan. Tidak ada buffet tersedia karena menu akan di delivery sesuai pesanan. Peraturan disini cukup ketat yaitu tiap meja hanya diberikan waktu 90 menit untuk menyantap seluruh sajian yang dipesan, last order di menit ke 75 dan yang terpenting harus dicatat adalah setiap kelebihan daging yang tidak habis dihitung Rp.50.000 per 100 gram. Jelas strategi harus pas buat melahap habis dan setidaknya ga rugi makan dikit karena keburu kenyang makan disini.

Screenshot_3
Menu Standard

Ada tiga menu disini, Standard, Premium dan Wagyu. Overall menu yang disajikannya sama hanya saja ada perbedaan daging yang digunakan. Standard dengan daging sapi biasa (entah Parameter standard itu apa bilangnya sih sapi lokal), premium menggunakan daging sapi import (gatau juga dari negara mana nya), dan wagyu menggunakan daging sapi dari Wakanda. Ga, bercanda ya dari Kobe lah mereka bilangnya. Standard dikenakan Rp.228.000 per orang, Wagyu Rp.350.000 per orang dan Premium Rp.450.000 per orang. Dengan segala kerendahan hati dan kemaluan yang kami miliki akhirnya memutuskan untuk milih menu standard aja (dibayarin soalnya ga enak) haha.

Setelah semua kumpul, menu dipesan dan kompor dinyalakan. Semua daging dipesan diiringi sampingan lainnya meliputi Onigiri, Takoyaki, Okonomiayki, Edamame, Fried Gindara, Assorted Namuru, Wakame Salad, Miso Soup dan entah  kenapa ryanazzuchruf tiba tiba pengen nasi goreng. Yaudah Nasi goreng akhirnya dipesan juga deh.

IMG_20190207_141924
Onigiri
IMG_20190207_135149
Wakanda Salad. Eh Wakame Salad
IMG_20190207_135644
Nasi Goreng

Buat appetizer si wakanda salad ini oke banget. Dressing nya sepintas mirip bumbu pecel yang kebanyakan air. Sepintas yah. Tapi sesungguhnya rasa nya berbeda kok sama bumbu pecel. Impresi pertama saat menyantap salad ini adalah “oke gyukaku mahal dikit dibanding all you can eat lain di Kota Bandung tapi Kualitas nya pemimpin klasemen nih”. Fresh banget sayurannya. Sayangnya agak drop pas masuk ke Onigiri. Mints Tuna yang didalamnya berasa plain banget sampe harus menerka nerka ini daging apa. Ketolong sama kualitas beras yang dipakai dan tingkat kematangannya yang well balanced. Masuk ke Nasi goreng, yahh memang untuk rasa jauh banget dari kata gurih. Namun lagi lagi semua terkoreksi dari kualitas bahan yang dipakai. Menu menu ini mungkin sengaja dibikin balanced.

IMG_20190207_140318
Dasar orang sunda ujungujungnya minta cengek
IMG_20190207_135542
Garlic Booommmm
IMG_20190207_135957
Sabar… Sabar…. Sabar….

Target utama datang, daging. Karena semua daging dipesan yaudah sistematika nya dimasak secara bersamaan. Dan dengan kurang ajar nya lagi kita malah riweuh sendiri menyantap side dish sedangkan Bu Rani dibiarin masak sendiri. Dibayarin, Dimasakin, Dilulusin sidang tesis pula. Kurang apa lagi coba haduh. Oke kembali ke bahasan utama, daging. Ada Karubi, Suki Shabu, Garlic Karubi, Spicy miso karubi, Dragon Karubi dan Rosu. Biar ga bingung karubi itu daging sapi tepatnya bagian perut yang berlemak. Terus bedanya apa aja? nah beda nya ada di dimensi dan dressing nya. Dragon Karubi jelas bakal paling menyita perhatian. Disajikan dengan panjang sekitar 30 cm tanpa putus! ya kalo ditarik dari wadahnya emang mirip naga sih haha. Perbedaan mencolok lainnya dari dragon karubi adalah komposisi lemaknya yang sangat sedikit.

Suki Shabu paling umum lah ya di semua Restoran All You Can eat pasti ada. Tipis, panjang, paling gampang mateng. Garlic Karubi pun menawarkan sensasi yang lebih nendang. Potongan karubi dengan potongan fresh bawang putih yang jelas bikin aroma nya paling menggoda diantara semua daging pas dibakar. Spicy Miso Karubi sesungguhnya hanya karubi dibalur miso dan bubuk cabai yang yaa biasa aja sih rasanya. Namun kembali ryanazzuchruf luruskan, setelah semua daging dicoba satu persatu sangat terasa bahwa kualitas daging disini ada di level yang berbeda. Oke biar gampangnya gini deh, compare dengan Hanamasa yang harga per orangnya hampir sama dengan standardnya gyu-kaku, kualitas dagingnya ada di angka 5 dan gyu-kaku di angka 8,5. Jadi sekali lagi fokusnya ada di kualitas.

Bagian akhir yang paling kita doyan adalah rosu. Berbeda dari Karubi, rosu merupakan daging di bagian punggung. Kenapa kita lebih suka rosu karena sepakat, tekstur lebih firm namun sensasi juicy nya lebih nendang. Aneh sih dengan komposisi lemak yang ga sebanyak karubi tapi juicy nya lebih dapet. Satu lagi saran dari kita, kalo pace makan kalian cepet hindari dragon karubi karena cukup lama matengnya dan akhirnya bisa ganggu pace kalian dalam menyantap daging yang ada. Karena secara rasa dan tekstur ga beda dengan karubi yang biasa.

IMG_20190207_140724IMG_20190207_140002IMG_20190207_140717IMG_20190207_140322

Oh iya satu lagi, dipping sauce disini hanya disediakan dua jenis. Tare dan Spicy Tare yang sepintas sih kok ga ada bedanya ya hehe. Untuk dipping sauce sih disarankan baiknya minta additional bubuk cabe buat bikin dimensi rasa baru. Minuman yang disediakan pun ga aneh aneh macam ocha dingin, lemon tea, sweet iced tea dan sistem refill nya yang agak bikin kesel karena served when we ask tapi serve nya lama. Mungkin ini salah satu masukan buat Gyu-Kaku .

Overall point by point nya Gyu-Kaku seperti dibawah ini

  • Rasa : 8.7/10
  • Porsi : 8/10
  • Venue : 9/10
  • Pelayanan : 7/10
  • Value For Money : 7.9/10

So, buat yang penasaran langsung cussss aja ke Gyu-Kaku.

IMG-20190207-WA0011
Makasih Bu, ditunggu makan makannya lagi hehee

 

Honda Vario ESP 125 MY 2018. Makin Simple, Makin Elegan!

Posted on Updated on

Mungkin udah basi ataupun banyak artikel yang menjabarkan impresi tentang Honda Vario 125 MY 2018 ini, tapi ga ada salahnya sih ya buat nambah referensi dan dan sudut pandang yang lebih objektif tentang motor sejuta umat ini.

Seperti biasa Honest Review ala ryanazzuchruf akan tersaji dalam artikel dibawah ini. point by point akan coba diulas dengan cukup detail tanpa ada yang ditambah tambahi atau dikurang kurangi. Stay Tune pals!

 

  • Desain

Banyak yang bilang desain Honda Vario MY 2018 atau simple nya kita sebut Generasi ke- 5 (cmiw) ini overkill bahkan norak. Oke, Desain memang subjektif namun menurut saya desain Vario 125 baik 150 (identik hanya beda cat) Generasi ke-5 ini cenderung masih main aman. Masih membubuhkan Vario sebagai skuter matic yang serba bisa dan tangguh. Terlihat dari struktur body dan garis desain yang masih serupa dengan generasi pendahulunya. Dengan dimensi PxLxT 1919x679x1062 mm (identik dengan Vario 150 ESP) merupakan gambaran bahwa generasi ini masih vario banget. Bagian paling dominan yang mengalami update adalah facia terutama tambahan DRL diatas headlamp yang cukup tegas. Lampu belakang dan sein tidak luput dari update dengan menggunakan bohlam jenis LED. Khusus untuk stoplamp desainnya paling menarik perhatian karena simple dan cukup terkesan sporty. Lampu sein berukuran sangat kecil namun memberikan sinyal berbelok yang baik saat dinyalakan. Desain ini berhasil menyasar semua segmen dimana menurut bapak bapak ibu ibu pensiunan ini masih vario dan menurut anak SMA yang lagi pdkt sama gebetannya pun ga malu maluin banget sih desainnya.

IMG_20190209_212747
Serba Pas. Merah meriaaahhh
IMG_20190209_212535
Desain DRL yang ciamik banget
IMG_20190209_212543
CBR 1000 RR Fireblade KW (Headlampnya doang)
IMG_20190209_212421
Elegan dan Sporty nilai plus Stoplamp nya
  • Engine

Kurang lengkap jika berbicara motor namun tidak membahas sisi engine. Ditopang oleh mesin SOHC 4 langkah, ESP berpendingin cairan serta ukuran borexstroke 52,4×57,9 mm menghasilkan output tenaga yang merata baik diatas maupun putaran bawah. Daya maksimum pada 8,2 Kw (11,1 PSI/8500rpm) dan torsi 10,8nm (1,1kgf.m/5000rpm) tentu sangat cukup untuk mengakomadasi kebutuhan riding sehari-hari. Linier, tidak intimidatif namun sangat responsif. Masih sesperti karakter Vario generasi sebelumnya. Untuk melahap kemacetan kota besar tentu bukan perkara sulit bagi Vario Generasi ke-5 ini. Sedikit bukaan gas sudah dapat menentukan assist untuk puntiran gas berikutnya. Tidak ada gejala lemot di putaran bawah. Kapasitas Oli mesin mencapai 0,8 Liter yang dimana sangat reliable untuk penggantian periodik berkala. Mesin masih tergolong halus dan menurut ryanazzuchruf gejala ngorok pada pendahulunya sudah cukup ter-reduksi. Dengan metode full to full, pemakaian normal dengan kemacetan Kota Bandung konsumsi bahan bakar yang didapat menyentuh angka 1 liter / 59 km (Pertalite). Irit? ya kalo mau boros pake Honda Forza aja atau Yamaha Xmax atau juga Suzuki Burgman yang jelas Dispacement nya lebih besar. Hehe.

IMG_20190209_212848
enak nih, pas!
  • Riding Experience

Dengan segudang fitur ala Vario yang ada beberapa juga ga kepake sih sebenernya tentu jadi nilai tambah skutik ini. Starter jelas sangat halus karena sudah menggunakan type ACG. Bagasi hingga 18 Liter terasa sangat memudahkan karena semua masuk, kecuali Helm Full Face ya. Jas hujan, kotak makan siang, perkakas kunci, sepatu futsal bisa masuk dengan mudahnya dan masih ada space dibagian atasnya. Kompartmen di bawah stang pun cukup untuk sekedar nyimpen teh kemasan ataupun air mineral dan uang receh buat bayar parkir.

Masuk ke bagian pengereman, agak agak nih. Rem depan sudah mengalami perbaikan yang sangat sigifikan dibanding generasi sebelumnnya. Pakem ga ada delay, dan pas. Namun sayang menurut ryanazzuchruf fitur CBS ini malah buat rem ga kerasa maksimal. Untuk pemula yang baru mengendarai motor mungkin cukup membantu namun untuk yang sudah terbiasa assisting rem depan belakang saat riding ini jadi sedikit masalah. Mungkin lebih baik ambil type non CBS namun sayangnya belum dilengkapi alarm. Jadi dilema sih untuk bagian ini. Parking lock cukup mudah digunakan dan berguna banget pas lagi lampu merah nih (if you know what i mean) hehe.

Masuk ke riding experience, Vario Generasi ke-5 ini menawarkan sensasi yang berbeda total dengan pendahulunya. Mesin masih identik, ukuran Ban pun sama, geometri sama lalu dimana bedanya? Pertama jok. Jok nya benar benar bikin nyaman banget bagian bokong, belum senyaman PCX namun busa jok Vario kali ini terasa lebih padat dan empuk. Leg room masih sama dengan pendahulunya namun getaran sangat minim yang bikin lebih nyaman saat riding. Spion memang lebih tinggi namun visibilitasnya sangat mumpuni. Detail lain yang sangat berasa adalah bagian stang yang mulai di cover oleh material besi. Terasa sangat berkelas dan kokoh. Kedua, poin utama riding experience yang jauh berbeda dengan pendahulunya yaitu area stang. Tidak dapat dipungkiri speedometer full digital digunakan Vario generasi ke-5 ini luar biasa. Simple, Elegan, informatif. Secara feeling dengan mengecilnya area stang menimbulkan pandangan yang lebih luas ke depan dan terasa jauh lebih sporty. Riding terasa lebih presisi dan tidak butuh effort lebih dalam memprediksi jalur selap selip yang akan dilalui saat bermacet macetan. Dan terakhir poin plus dari Vario 125 ESp Generari ke-5 ini adalah alarm dan answer back. Memberikan rasa lebih aman walupun tidak menjamin motor tidak hilang dicuri karena hilangnya motor adalah takdir. haha.

IMG_20190209_212957IMG_20190209_212944IMG_20190209_212913IMG_20190209_212451

  • Harga

September 2018 Motor ini dipinang dengan harga cash Rp. 19.700.000. Overprice? Jelas. Terus kenapa dibeli? Karena simple, reliable dan  kebeli. Haha. Sudah bukan rahasia umum jika produk AHM terkesan overprice. Namun dengan riding experience Vario yang didapat ini cukup sepadan. Mungkin yang tetap harus diperbaiki ialah build quality beberapa bagian yang masih terlihat cheapy dan kurang kokoh. Sisanya, So good to have it in last 6 Months.

Overall sangat menyenangkan riding Vario ini saat weekend. Mungkin disaat orang lain menggunakan Matic sebagai motor weekday nya, ryanazzuchruf kebalikannya. Alasannya kenapa? Karena GSX-150 nyiksa kalo dipake bonceng pacar. Kasian yang bawa sama yang dibonceng. Hahaha. Semoga bermanfaat artikelnya, Cheers!

IMG_20190209_213023IMG_20190209_212535IMG_20190209_212724IMG_20190209_212700

Sate Kambing Pak Ali Kebumen. Brutal, Cruel But Also Beautiful.

Posted on

Akhirnya kesempatan itu datang. Dapet kesempatan buat ke Pak Ali lagi sekalian review. Dan ga tanggung- tanggung kali ini bawa pasukan kesana. Sang Jenderal perang my foodie partner (Qin) dipastikan ikut diiringi foodie enthusiast lainnya. Pahla si atlet serba bisa, Buldat yang punya Tol Cipali, Bowo mata mata dari Australia, Dion yang bisa makan apa saja dan Zhar si kalem tapi bisa makan ga pake ngunyah. Jalan Stasiun Utara yang macet akibat libur panjang tidak menyurutkan niat kami menuju Pak Ali.

Sekedar mengingatkan lokasi Sate Kambing Pak Ali Kebumen ini berada di Jalan Stasiun Utara ( Kebonkawung ) berada di sebelah kiri setelah jembatan lebih tepatnya di seberang Zodiak Hotel. Parkir mobil bisa menjadi masalah jika disini sudah sangat penuh dan parkir motor sebaiknya menjauhi daerah panggangan sate jika cat motor kalian tidak ingin tercoreng abu pembakaran Sate Pak Ali.

IMG_20181222_194740

IMG_20181222_194335
Sate Kambing Pak Ali Kebumen

Oke, masuk ke layout. Tidak terlalu besar, ada empat meja panjang di bagian dalam dan empat dibagian luar yang sama panjangnya. Namun sekali lagi, ciri khas sate kambing yang intimidatif adalah tempat yang tidak terlalu besar sehingga menjaga atmosfer nya selalu dalam kondisi yang prima. Bagian depan ada gerobak yang dipakai untuk preparing dan tray pembakaran yang tidak terlalu panjang, lagi-lagi the old fashioned way. Salah satu keunikan Sate Pak Ali adalah daging kambing muda yang digantung dibagian depan dan metode pemotongan daging yang menjadikan pisau seakan alat potong otomatis. Ya sulit dijelaskan jadi kalo bagian ini baiknya kalian dateng langsung kesana untuk melihat langsung prosesnya.

IMG_20181222_194729

IMG_20181222_200044
Kearifan Lokal rasa internasional.

Tanpa basa basi kami langsung memesan untuk santapan malam ini. 55 tusuk sate kambing selap gajih, 10 sate kambing, 1 porsi tongseng dan seperti biasa kuah gulai. Sesungguhnya Gulai Kambing disini sangat luar biasa namun malam ini mayoritas dari kami menginginkan Tongseng Kambing. Tongsengnya pun tidak kalah juara. Potongan sayur yang terasa freshly chopped, kuah yang cukup kental dan bumbu rempah yang tercampur kedalamnya, ditambah suhu didih yang cukup tinggi tentu tidak akan bisa kalian tolak jika mampir kesini. Ada satu lagi yang hilang sebenarnya malam ini yaitu sate buntel. Bisa saya pastikan sate buntel pak ali merupakan pemimpin klasemen sementara Sate Buntel yang ada di Kota Bandung. Namun karena kami datang jam 8 malam, sudah jelas itu hanya ilusi karena ludes terjual dari sore.

Masuk Ke sajian utama, Sate Kambing selap Gajih. Menganut formasi umum layaknya sate kambing selap gajih lainnya di Kota Bandung yaitu Daging-Gajih-Daging-Daging menciptakan karakter rasa yang cukup kuat. Dua potong daging di bagian bawah sebetulnya agak kecil namun disanalah taktik terbaiknya Pak Ali. Formasi ini diperkuat dengan tingkat kematangan Sate Pak Ali yang masih medium to well. Inilah yang menciptkan sensasi yang berbeda dibanding sate kambing lainnya. Powerful burst in your mouth, tekstur nya yang sangat lembut ditambah pemilihan gajih yang diselapkan sangat sempurna. Jika kalian penggemar akan daging yang masih juicy, disinilah tempatnya. You only need your gum to chew it. Bumbu yang digunakan perfectly well balanced. Berbagai spice hint muncul namun daging kambingnya masih terasa sangat baik dan tidak overpowered. Kecap pelengkapnya pun cukup unik, tidak kental namun karakter rasa kecap ini hanya bisa ditemui disini. Hanya diiringi potongan cabe rawit, tomat dan bawang merah yang masih sangat segar.

Ditengah petualangan menakjubkan akan tongseng dan sate kambing selap gajih ini saya memutuskan untuk menambah kuah gulai dan ya. Itu merupakan keputusan terbaik malam itu. Kuah gulai menambah variable petualangan menakjubkan kami malam itu. Gurih, hangat tidak terlalu  manis namun memberikan dimensi rasa yang jauh lebih luas dan dinamis dari Sate Kambing yang hadir malam itu.

IMG_20181222_202116IMG_20181222_202700IMG_20181222_202343IMG_20181222_202152

IMG_20181222_201026
BOOM

Total cost damage yang kami keluarkan malam itu mencapai 450ribu rupiah dan itu sangat worth terhadap apa yang kami dapatkan. Sedikit obrolan yang dilewati setelah santapan menyimpulkan kalau Sate Pak Ali masih menjadi salah satu big four sate kambing di Kota Bandung.

IMG_20181222_200115IMG_20181222_203551IMG_20181222_203525

IMG_20181222_205155
Saksi Bisu

Berikut poin poin penilaian yang saya tuangkan dibawah:

  • Rasa : 8.5/10
  • Tekstur : 9/10
  • Intensitas : 8/10
  • Porsi : 8/10
  • Aftertaste : 8/10
  • Tempat : 7/10
  • Pelayanan : 9/10
  • Value For Money : 8/10